Smpn1trangkil.sch.id - Bagi warga Trangkil keberadaan Pabrik Gula Kebon Agung jadi berkah tersendiri.
Pabrik yang konon katanya sudah beroperasi sejak jaman belanda ini menampung hasil panen tanaman tebu petani trangkil, kabupaten pati dan sekitarnya.
Sejak dahulu kala penghasil gula pasir terbesar di kota pati ini sudah menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar kecamatan Trangkil.
Ada satu momen tahunan yang selalu dinanti termasuk saya yang tempat tinggalnya cukup jauh dari lokasi pabrik, yaitu tasyakuran menjalang dimulainya musim panen tebu yang disebut "Nggantingi".
Pihak pabrik selama kurang lebih sebulan di bulan April-Mei menggelar beberapa pertunjukkan hiburan seperti ketoprak, layar tancap, wayang kulit hingga pertandingan sepakbola di lapangan desa Trangkil dekat area pabrik.
Momen tahunanan ini jadi hiburan yang dinanti warga, menjadi pemantik geliat ekonomi. Bagaimana tidak selama berbulan-bulan menjelang, hari H hingga dan pasca Gangitingi puluhan pedagang dari penjuru daerah berdatangan menjajakan aneka ragam makanan, sandang hingga hiburan.
Jajanan khas Nggantingi adalah bengkoang dan martabak telur, untuk anak kecil belum lengkap nonton nggantingi kalau belum beli mainan, dahulu kapal otok-otok jadi primadona.
Jadi Nggantingi ini kalau jaman sekarang lebih cocok disebut festival kali ya.
Dari momen tahunan itu, kini di dekat pabrik gula tepatnya di simpang tiga trangkil setiap sore hingga malam tiba-tiba jadi pasar malam.
Lokasi ini tak jauh dari SMP Negeri 1 Trangkil yang tepatnya ada di desa sebelan yaitu Ketanen.
Beragam dagangan diperjual belikan, kuliner seperti nasi goreng, bakso, pempek-pempek, gorengan dll hadir berjejer dengan gerobak dorong atau sepeda motor.
Deretan penjual mainan memanjakan anak kecil, dijamin bingung mau beli yang mana. Kini juga ada wahana mini yang bisa dinikmati, sebut saja pemancingan mainan dan kereta komedi putar.
Geliat ekonomi ini penting, bagi kami warga kecamatan yang mau ke pusat kota masih harus menempuh beberapa pulih menit hingga jam.
Dari peluang kesempatan berdagang, menjajakan makanan hingga mencoba peruntungan jualan mainan dan wahana seadanya.
Cukup dengan beberapa puluh ribu, sudah mampu mengajak keluarga, anak atau teman untuk sama-sama mencari pelipur rasa.
Menghabiskan beberapa jam mengamati orang lalu lalang, makan camilan dan beli oleh-oleh untuk dibawa pulang, pertigaan pasar pabrik gula trangkil adalah perwujudan wisata urban lokal.
Penulis
Nandar