SMP N 1 Trangkil

Berita

Berita

Artikel

kpop

Reality Show

Minggu, 20 Agustus 2023

Upacara Hari Jadi Kabupaten Pati Ke-700 SMPN 1 Trangkil


smpn1trangkil.sch.id - Hari Jadi Kabupaten Pati jatuh pada tanggal 7 Agustus. Tahun 2023 adalah tahun ke-700 adanya Kabupaten Pati. Pada hari jadi ini, kami warga SMPN 1 Trangkil melaksanakan upacara di halaman SMPN 1 Trangkil untuk memperingati HUT Pati ke-700. Bapak/Ibu Guru kompak mengenakan baju adat Kabupaten Pati di upacara hari jadi Kabupaten Pati tahun ini.
Selamat ulangtahun Kabupaten Pati, semoga selalu jaya selamanya.



Sabtu, 19 Agustus 2023

Pesta Demokrasi di SMPN 1 Trangkil

smpn1trangkil.sch.id - Tahun ajaran baru telah kita masuki. Hal itu berarti kepemimpinan OSIS pun berganti yang baru. Pemilihan ketua OSIS pun dilaksanakan oleh warga SMPN 1 Trangkil. 

Dari empat kandidat calon ketua OSIS tahun 2023/2024 yakni  EDI PRASOJO,  MUHAMMAD HADI BAHARUDDIN APRILIANTO, LUNA CECILIA, dan ADILA ALYA QOTRUN NADA terpilihlah Muhammad Baharuddin menjadi ketua OSIS periode 2023/2024. Semoga amanah dan bertanggung jawab atas amanah yang telah diterima.



Upacara Hari Kemerdekaan RI Ke-78 Berjalan Tertib


smpn1trangkil.sch.id - Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI Ke-78, 17 Agustus 2023, seluruh warga SMPN 1 Trangkil melaksanakan upacara pengibaran Sang Merah Putih. 

Pelaksanaan upacara dilaksanakan di dua tempat yakni halaman SMPN 1 Trangkil dan lapangan Trangkil. Upacara tersebut berjalan dengan lancar dan tertib.
Yang membanggakan, tim paduan suara SMPN 1 Trangkil telah melaksanakan tugas mereka dengan sangat baik pada upacara pengibaran dan penurunan bendera di lapangan Trangkil.
Dirgahayu Indonesiaku, semoga Indonesia selalu jaya.



Upacara Hari Pramuka di Lapangan SMPN 1 Trangkil Berjalan Tertib


smpn1trangkil.sch.id - Bertepatan dengan hari Pramuka, 14 Agustus 2023, siswa SMPN 1 Trangkil mengikuti upacara bersama di lapangan SMPN 1 Trangkil bersama adik- adik SD se-kecamatan Trangkil. 
Upacara yang dilaksanakan di lapangan sepak bola SMPN 1 Trangkil berlangsung lancar dan tertib. Peserta upacara terdiri dari adik-adik SD se-kecamatan Trangkil dan siswa kelas VII, VIII, dan IX SMPN 1 Trangkil, beserta kakak-kakak pembina.




Kamis, 08 Juni 2023

Kampanyekan Adiwiyata SMP N 1 Trangkil Buat Mural di Tembok Sekolah Tentang Cinta Lingkungan

 




smpn1trangkil.sch.id - Banyak cara mensosialisasikan program sekolah Adiwiyata dan upaya mencintai lingkungan, diantaranya dengan membuat mural pada tembok di lingkungan sekolah seperti yang dilakukan oleh SMP N 1 Trangkil Pati.

Sebuah mural bergambar bumi dengan pohon dan bangunan akan menyambut siapa saja yang masuk gerbang sekolah SMP N 1 Trangkil, mural ini bertuliskan "Bumiku Harapan Hidupku" dalam rangka memperingati Hari Bumi yang diselenggarakan setiap tanggal 22 April.

Selain itu juga ada mural lain bertuliskan pohon sumber co2 dan air, mengajak untuk menanam pohon dan menghemat air.




Pembuatan mural tentang cinta lingkungan di sekolah memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Kesadaran Lingkungan
Mural yang menggambarkan cinta lingkungan dapat membangkitkan kesadaran dan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan di kalangan siswa, guru, dan staf sekolah. Mural yang menampilkan gambar-gambar alam, tumbuhan, dan hewan dapat mengingatkan orang-orang untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan lingkungan.


2. Pendidikan Lingkungan
Mural dapat menjadi sarana pendidikan yang kreatif dan interaktif tentang isu-isu lingkungan. Dengan menggunakan gambar dan kata-kata yang relevan, mural dapat menyampaikan pesan-pesan penting mengenai pelestarian alam, pengurangan sampah, daur ulang, penghematan energi, dan keberlanjutan secara menyenangkan dan menarik.


3. Inspirasi dan Motivasi
Mural tentang cinta lingkungan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswa untuk berperan aktif dalam menjaga dan melindungi lingkungan. Mural yang menggambarkan aksi-aksi positif seperti menanam pohon, membersihkan pantai, atau menghemat air dapat membangkitkan semangat untuk melakukan tindakan nyata dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.


4. Penciptaan Lingkungan Sekolah yang Ramah Lingkungan
Mural tentang cinta lingkungan dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang lebih ramah lingkungan. Dengan melihat gambar-gambar yang menginspirasi, siswa dapat terdorong untuk menggunakan sumber daya secara bijak, mengurangi pemborosan, dan mengambil langkah-langkah kecil namun berarti untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah.


5. Pengembangan Keterampilan Seni
Pembuatan mural melibatkan siswa dalam kegiatan seni kreatif dan kolaboratif. Proses merancang dan melukis mural dapat mengembangkan keterampilan seni visual, kerjasama tim, dan pemecahan masalah. Ini juga dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan gagasan dan pemikiran siswa tentang lingkungan dan keberlanjutan.


6. Pemberdayaan Siswa
Mural dapat menjadi alat untuk memberdayakan siswa dalam menciptakan perubahan positif di sekolah dan komunitas mereka. Dengan melibatkan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan proyek mural, mereka dapat merasa memiliki tanggung jawab dalam menjaga dan melindungi lingkungan sekolah serta menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam upaya tersebut.


Dengan demikian, pembuatan mural tentang cinta lingkungan di sekolah memiliki manfaat yang luas, termasuk meningkatkan kesadaran, pendidikan, inspirasi, menciptakan lingkungan sekolah yang ramah lingkungan, pengembangan keterampilan seni, dan pemberdayaan siswa.


Oke itu tadi sobat spensatra postingan kita kali ini tentang Kampanyekan Adiwiyata SMP N 1 Trangkil Buat Mural di Tembok Sekolah Tentang Cinta Lingkungan. Kalau di sekolah kalian ada Mural tema apa? share di kolom komentar ya.

SMP N 1 Trangkil Berikan Label dan Plang Nama Tanaman untuk Pembelajaran Sekolah Adiwiyata

 



smpn1trangkil.sch.id - Sebagai sekolah yang menerapkan konsep Adiwiyata, SMP N Trangkil dikenal sebagai sekolah yang hijau dan rimbun. Sejak pintu gerbang, lapangan, hingga taman-taman depan kelas padat dengan aneka tanaman baik hias, buah hingga yang berkayu besar.

Tidak hanya itu koleksi khusus aneka tanaman dan bibit di Greenshousenya juga variatif membuat suasana sekolah jadi adem, teduh dan rindang.

Selain merawat secara rutin bersama antara murid, guru dan karyawan dengan menyiram, memupuk, menyiangi Spensatra membuat terobosan dengan memberi label dan plang setiap jenis tanaman yang ada di lingkungan sekolah.

"Pemberina label dan nama tanaman ini selain sebagai pengingat agar mudah mengenali juga sebagai media pembelajaran bagi siswa, guru, karyawan bahkan orang tua atau tamu yang datang" ujar pak Wahyu Teguh selaku bidang sarana dan prasaran SMP Ketanen.

Di depan kelas nampak bergelantungan tanaman yang panjang dengan daun kecil-kecil, tanaman yang dikenal sebagai hiasan untuk mengurangi panas ini bernama Sirih Gading.

Mengutip laman Wikipedia, Sirih gading adalah tumbuhan merambat semi-epifit yang biasa ditanam orang sebagai penghias pekarangan atau ruangan.

Dengan tahu nama tanamannya kita bisa dapat informasi tentang nama ilmiahnya yaitu Epipremnum aureum, masuk Famili Araceae. Ordo Alismatales, Divisi Tracheophyta dan Spesies Epipremnum aureum.

Contoh lain kalau kita masuk area parkir sepeda motor guru akan menemukan pohon cokelat, hayo yang suka makan coklat pas valentine sudah tahu belum seperti apa bentuk pohon dan buahnya? di SMP N 1 Trangkil ada lho.

Pohon coklat disebut juga Kakao, pohon budidaya di perkebunan yang berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang ditanam di berbagai kawasan tropika. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. 

Pohon Cokelat punya nama ilmiah Theobroma cacao, Famili Malvaceae, Kerajaan Plantae, Ordo Malvales dan masuk Spesies T. cacao.


Pemberian label nama pada pohon memiliki beberapa tujuan dan manfaat, antara lain:

1. Identifikasi
Pemberian label nama pada pohon memungkinkan kita untuk mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis pohon. Label nama membantu dalam mengklasifikasikan spesies pohon yang berbeda berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh masing-masing pohon.


2. Pembelajaran
Label nama pada pohon dapat digunakan dalam konteks pendidikan dan pembelajaran. Dengan memberi label nama pada pohon, siswa atau pengamat dapat mempelajari nama-nama pohon dan memahami ciri-ciri unik dari setiap spesies. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang keragaman hayati serta meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan alam.


3. Penelitian dan Pengamatan
Dalam konteks penelitian atau pengamatan ilmiah, label nama pada pohon sangat penting. Dengan memberi label nama pada pohon, para peneliti dan pengamat dapat mencatat dan merekam data mengenai populasi pohon, distribusi geografis, interaksi dengan organisme lain, dan lain sebagainya. Hal ini memudahkan pengumpulan dan analisis data untuk tujuan penelitian dan pemahaman ekosistem.


4. Pelestarian dan Konservasi
Pemberian label nama pada pohon dapat membantu dalam upaya pelestarian dan konservasi hayati. Dengan mengidentifikasi dan memberi label nama pada pohon yang langka atau terancam punah, kita dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberadaan mereka. Hal ini juga dapat membantu dalam upaya pemulihan populasi dan perlindungan habitat yang diperlukan untuk kelangsungan hidup pohon-pohon tersebut.


5. Komunikasi dan Pemahaman
Pemberian label nama pada pohon memungkinkan komunikasi yang efektif dan pemahaman yang lebih baik antara para ahli, pengamat, dan masyarakat umum. Dengan menggunakan nama yang umum dan diakui secara luas, orang dapat dengan mudah berbagi informasi tentang pohon tertentu, memahami diskusi yang berkaitan dengan jenis pohon, dan melibatkan lebih banyak orang dalam upaya pelestarian dan perlindungan alam.

Dengan demikian, pemberian label nama pada pohon memiliki manfaat yang luas, termasuk identifikasi, pembelajaran, penelitian, konservasi, dan komunikasi yang lebih baik.

Oke teman-teman demikian tadi postingan kita kali ini tentang SMP N 1 Trangkil Berikan Label dan Plang Nama Tanaman untuk Pembelajaran Sekolah Adiwiyata, semoga bermanfaat sampai jumpa.

Selasa, 06 Juni 2023

Melihat Penerapan Downcycling dan Upcycling di SMP N 1 Trangkil Pati

 


smpn1trangkil.sch.id - Bicara sampah, dan upaya penanganannya kita mengenal istilah 3 R, Reuse - Reduce - Recycle. Secara sederhana arti dari masing-masing istilah tersebut adalah:

- Reuse: menggunakan kembali 
- Reduce: mengurangi penggunaan
- Recycle: mendaur ulang

Belakangan muncul sebuah teori menarik yang digagas oleh seorang insinyur Jerman, Reiner Pilz yaitu tentang penjabaran Recycling menjadi Downcycling dan Upcycling.

Antara downycling dan upcycling ini keduanya bagus sebagai upaya mengurangi permaslahan sampah dan limbah. Tapi ada yang menarik dari konsep keduanya.

Downcycling identik dengan penurunan nilai produk, contoh sederhana adalah pada pengolahan limbah plastik. Botol plastik dan sejenisnya dikumpulkan, kemudian dihancurkan menjadi ukuran lebih kecil untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan pembuatan plastik lagi secara nilai berkurang.

Upcycling lebih punya makna yang positif, secara sederhana ia bermakna menaikan nilai tambah atau value baik estetik maupun ekonomis.

Sama-sama sampah botol plastik, jika pada downcycling dijadikan bijih plastik pada konsep upcycling bisa dijadikan kerajinan lampu hias misalnya.

Konsep Downcycling dan Upcycling ini telah coba diterapkan di lingkungan SMP N 1 Trangkil Pati dalam upaya menjadi sekolah Adiwiyata Seutuhnya, apa saja? yuk kita lihat lebih dekat.

1. Downcycling di SMP N 1 Trangkil dilakukan dengan membuat Ecobrick, Ecobrick adalah botol plastik yang dikemas padat dengan plastik bekas untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali yang mencapai penyerapan plastik. Ecobrick dapat digunakan untuk memproduksi berbagai barang, termasuk furnitur, dinding taman, dan struktur lainnya.

Di SMP N 1 Trangkil, Ecobrick dimanfaatkan untuk membuat logo tulisan SMP di halaman depan, kursi dan meja di ruang aula dan tamu.


2. Upcycling di SMP N 1 Trangkil dilakukan dengan membuat aneka kerajinan yang memanfaatkan limbah plastik kresek menjadi buka, vas bunga dan hiasan meja lainnya. Selain itu juga penggunaan plakat kelulusan berbahan perca kayu mebel untuk menaikkan nilai tambahnya.

Bagaimana sobat Spensatra menarik kan? kalau di sekolah kalian sudahkan menerapkan konsep Upcycling dan Downcycling? share di kolom komentar ya.


SMP N 1 Trangkil 3 Tahun Gunakan Plakat Kelulusan Hasil Upcycling Perca Mebel Kayu



smpn1trangkil.sch.id - Sebagai wujud komitmen upaya menjadi sekolah Adiwiyata seutuhnya, SMP N 1 Trangkil sejak tahun 2021 menggunakan plakat wisuda kelulusan hasil upcycling perca kayu jati dari mebel.

Program ini terlaksana hasil kerjasama Spensatra dengan Loetju.com percetakan di Semarang, menggandeng pengrajin plakat di Desa Tegalharjo Trangkil Pati dengan memanfaatkan perca potongan kayu jati dari industri mebel yang bayak di sekitar Trangkil.

"Dari sisi bahan, perca kayu jati ini tua, kuat dan bagus, hanya karena potongannya kecil jadi tidak termanfaatkan dengan baik. Selama ini hanya jadi kayu bakar dengan nilai ekonomi rendah, dengan menjadikannya kerajinan plakat nilai ekonomi dan estetiknya jadi naik" ujar Nandar owner pecertakan Loetju.com

Dari sisi sekolah pertimbangan memutuskan menggunakan plakat kayu hasil upcycling perca kayu jati selain harganya yang terjangkau, unik dan kreatif juga pertimbangan misi lingkungannya.

"Iya kami pilih kayu hasil upcycling juga mempertimbangkan bahwa produk ini bisa menjadi wujud nyata memanfaatkan hasil kayu jati hingga potongan terkecilnya, karena kita tahu untuk bisa digunakan kayu jati butuh waktu setidaknya 10-15 tahun, sayang kalau banyak bagiannya terbuang atau jadi kayu bakar" tambah ibu Susmiati selaku penanggung jawab souvenir kelulusan.

Kita tahu, selain reduce atau mengurangi, reuse kita kenal sebagai menggunakan kembali, recycle mendaur ulang juga upcycling atau menaikan nilai tambah.

Mengutip laman Campusnesia.co.id Upcycling lebih punya makna yang positif, secara sederhana ia bermakna menaikan nilai tambah atau value baik estetik maupun ekonomis.

Sebagai contoh sama-sama sampah botol plastik, jika pada downcycling dijadikan bijih plastik pada konsep upcycling bisa dijadikan kerajinan lampu hias misalnya.

Demikian tadi sobat spensatra postingan kita kali ini tentang SMP N 1 Trangkil 3 Tahun Gunakan Plakat Kelulusan Hasil Upcycling Perca Mebel Kayu semoga bermanfaat sampai jumpa.

Manfaat Pembuatan Greenhouse dalam Sekolah Menengah Pertama sebagai Penerapan Sekolah Adiwiyata

 


smpn1trangkil.sch.id - Pembangunan greenhouse atau rumah kaca di lingkungan sekolah menengah pertama telah menjadi praktik yang semakin populer sebagai bagian dari program sekolah adiwiyata. 

Greenhouse adalah struktur terutup yang dirancang khusus untuk menumbuhkan tanaman dengan lingkungan yang terkontrol. Di dalam greenhouse, suhu, kelembaban, cahaya, dan sirkulasi udara dapat diatur secara tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman yang sedang ditanam. 

Pembangunan greenhouse di sekolah menengah pertama memberikan berbagai manfaat yang signifikan. Artikel ini akan menjelaskan beberapa manfaat penting dari pembuatan greenhouse dalam sekolah menengah pertama sebagai penerapan sekolah adiwiyata.


1. Pendidikan Lingkungan yang Aktif
Pembuatan greenhouse di sekolah menengah pertama memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pertanian dan lingkungan. Melalui kegiatan bercocok tanam di greenhouse, siswa dapat belajar tentang siklus hidup tanaman, proses fotosintesis, perawatan tanaman, dan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan. Mereka dapat mengamati pertumbuhan tanaman dari awal hingga panen, sehingga meningkatkan pemahaman mereka tentang ekosistem dan tanggung jawab kita terhadap alam.


2. Pembelajaran Interdisipliner
Pembuatan greenhouse juga menciptakan kesempatan untuk pembelajaran interdisipliner di sekolah menengah pertama. Selain pelajaran sains, siswa dapat mempelajari matematika melalui pengukuran suhu dan kelembaban dalam greenhouse, sejarah tentang pertanian, bahasa melalui istilah-istilah pertanian, dan bahkan seni melalui kegiatan menggambar atau membuat karya seni terinspirasi dari tanaman. Ini memungkinkan siswa untuk melihat hubungan yang erat antara berbagai mata pelajaran dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang nyata.


3. Pengembangan Keterampilan Praktis
Pembuatan greenhouse memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis yang berguna sepanjang hidup mereka. Mereka dapat belajar cara menanam benih, merawat tanaman, mengatur suhu dan kelembaban, dan mengelola lingkungan yang sehat. Keterampilan ini meliputi pemecahan masalah, pemahaman terhadap alam, tanggung jawab, dan kerjasama tim. Siswa juga dapat mempelajari manajemen waktu dan kegiatan multitasking saat merawat tanaman mereka secara teratur. Semua keterampilan ini dapat memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk masa depan mereka, terlepas dari karir yang akan mereka pilih.


4. Keberlanjutan Lingkungan yang Berkelanjutan
Greenhouse di sekolah menengah pertama sebagai bagian dari program sekolah adiwiyata merupakan langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan menumbuhkan tanaman di dalam greenhouse, sekolah menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan mengurangi jejak karbon. Tanaman yang tumbuh di greenhouse dapat membantu mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di sekitar sekolah. Selain itu, greenhouse juga dapat mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida dan bahan kimia pertanian lainnya, karena lingkungan yang terkontrol membantu mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini berarti bahwa sekolah dapat mengadopsi praktik pertanian organik dan lebih ramah lingkungan.


5. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Dengan adanya greenhouse di sekolah, kualitas pendidikan dapat meningkat secara signifikan. Siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan praktis yang memperkuat pemahaman mereka tentang konsep-konsep ilmiah dan lingkungan. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan seperti pemecahan masalah, observasi, analisis data, dan pemikiran kritis melalui pengamatan langsung dan eksperimen. Pembelajaran yang dilakukan di greenhouse juga dapat memicu minat siswa dalam ilmu alam dan pertanian, yang pada gilirannya dapat membuka peluang karir di bidang-bidang terkait.


6. Pemberdayaan Komunitas Sekolah
Pembuatan greenhouse juga dapat menjadi pusat kegiatan komunitas di sekolah. Siswa, guru, dan orang tua dapat terlibat dalam perawatan tanaman, panen, dan pemeliharaan greenhouse. Ini membangun ikatan antargenerasi dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman orang dewasa. Selain itu, produk pertanian yang dihasilkan dari greenhouse, seperti sayuran dan buah-buahan, dapat digunakan dalam program makanan sekolah atau dijual sebagai sumber pendapatan sekolah. Hal ini dapat membantu membangun keberlanjutan finansial bagi program greenhouse dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian lokal.

Pembuatan greenhouse dalam sekolah menengah pertama sebagai penerapan sekolah adiwiyata memberikan manfaat yang meluas, mulai dari pendidikan lingkungan aktif, pengembangan keterampilan praktis, hingga peningkatan kualitas pendidikan dan pemberdayaan komunitas sekolah. 

Ini adalah langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang peduli terhadap alam. Dengan pembuatan greenhouse, sekolah menengah pertama dapat menjadi pusat inovasi dan inspirasi bagi lingkungan sekitarnya.

Mengenal dan Menerapkan Program Sekolah Adiwiyata di Kalangan Pelajar Sekolah Menengah Pertama

 



smpn1trangkil.sch.id - Sekolah Adiwiyata merupakan program nasional yang bertujuan untuk melibatkan sekolah dan peserta didik dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan mempraktikkan gaya hidup yang ramah lingkungan. 

Artikel ini akan menjelaskan cara menerapkan program Sekolah Adiwiyata di kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar mereka dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam.


1. Memahami Konsep Sekolah Adiwiyata
Sebelum menerapkan program Sekolah Adiwiyata, penting untuk memahami konsepnya. Sekolah Adiwiyata memiliki tiga pilar utama, yaitu pembelajaran, pengelolaan, dan partisipasi. Pembelajaran mencakup aspek penanaman nilai-nilai kepedulian lingkungan dalam kurikulum, pengelolaan berfokus pada upaya pengurangan, pengelolaan, dan pemanfaatan sumber daya secara efisien, sedangkan partisipasi melibatkan seluruh warga sekolah dalam kegiatan pelestarian lingkungan.


2. Pembentukan Tim Adiwiyata
SMP yang ingin menerapkan program Sekolah Adiwiyata perlu membentuk Tim Adiwiyata. Tim ini terdiri dari guru, siswa, orang tua, serta tenaga kependidikan dan harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan program ini. Tim Adiwiyata bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup di sekolah.


3. Evaluasi Awal dan Perencanaan
Tim Adiwiyata perlu melakukan evaluasi awal terhadap kondisi lingkungan di sekolah. Hal ini meliputi pengkajian kondisi air, udara, tanah, sampah, serta pemahaman siswa dan staf terhadap isu-isu lingkungan. Berdasarkan evaluasi awal, tim dapat membuat perencanaan program Sekolah Adiwiyata yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.


4. Integrasi Program dalam Kurikulum
Salah satu langkah penting dalam menerapkan program Sekolah Adiwiyata adalah mengintegrasikan isu-isu lingkungan dalam kurikulum. Guru-guru dapat mencari cara untuk memasukkan pembelajaran tentang lingkungan hidup ke dalam mata pelajaran yang ada, seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia, atau seni budaya. Dengan cara ini, peserta didik akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.


5. Pengelolaan Sumber Daya
Tim Adiwiyata perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan sumber daya di sekolah. Ini termasuk penghematan energi, pengurangan penggunaan air, pengelolaan sampah, dan penghijauan sekolah. Pelajar dapat diajak untuk aktif dalam pengelolaan sumber daya ini melalui kegiatan seperti pengawasan penyiraman tanaman, pengumpulan dan pemilahan sampah, dan penggunaan alat-alat hemat energi seperti lampu LED.


6. Keterlibatan Siswa dan Orang Tua
Program Sekolah Adiwiyata efektif jika melibatkan partisipasi aktif dari siswa dan orang tua. Siswa dapat diajak untuk membentuk kelompok lingkungan hidup di sekolah, mengadakan kampanye lingkungan, atau mengorganisir kegiatan bersih-bersih lingkungan. Orang tua juga dapat didorong untuk terlibat dalam kegiatan sekolah yang berhubungan dengan lingkungan hidup, seperti mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya pelestarian alam di rumah.


7. Penghargaan dan Pengakuan
Tim Adiwiyata dapat memberikan penghargaan dan pengakuan kepada individu atau kelompok yang berprestasi dalam menjalankan program Sekolah Adiwiyata. Hal ini akan memotivasi siswa dan staf sekolah untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Penghargaan ini bisa berupa sertifikat, pengumuman di papan pengumuman sekolah, atau hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi.


8. Evaluasi dan Pemantauan
Tim Adiwiyata harus terus melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap implementasi program. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, mereka dapat mengetahui progres yang telah dicapai, mengidentifikasi masalah yang muncul, dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Selain itu, pemantauan juga membantu dalam melacak dampak dari program Sekolah Adiwiyata terhadap lingkungan sekolah dan mendorong perubahan positif yang berkelanjutan.

 
Sebagai penutup, menerapkan program Sekolah Adiwiyata di kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama merupakan langkah penting dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup. 

Dengan memahami konsep program, membentuk tim yang kompeten, mengintegrasikan program dalam kurikulum, melibatkan siswa dan orang tua, serta melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala, pelajar SMP dapat menjadi agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan. 

Melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.

Materi

Video

Tugas